Arpa adalah singkatan dari Automatic Radar Plotting Aid, atau disebut alat plotting radar secara otomatis. Program yang dikembangkan ARPA berasal dari teknit segi tiga kecil dengan rasio yang sama dan memanfaatkan arah baringan dan jarak pada tiap - tiap plotting, namun dengan interval yang relatif sangat rapat (cepat) sesuai dengan resolusi komputer yang digunakan, oleh karena itu ARPA mampu plotting sampai lebih 20 target sekaligus.
A.
INSTALASI ARPA DI KAPAL.
1. Masalah-masalah dalam menghindari
resiko tubrukan dalam navigasi
Pencegahan
turbrukan antara kapal-kapal adalah masalah yang serius dalam navigasi, yang
telah diketahui sejak lama. Dalam merancang pesawat ARPA, hal pertama yang
menjadi focus adalah bagaimana membuat program-program yang dapat memproses
suatu data masukan menjadi informasi-informasi yang berguna untuk navigator
dalam menentukan sikap dalam usaha mencegah adanya tubrukan sedini mungkin dan
sesederhana mungkin.
Secara
garis besar, yang menjadi perhatian ada 2 hal yaitu:
a. Bagaimana cara menghindari
tubrukan, dan
b. Bagaimana menentukan haluan atau arah yang benar berkaitan dengan rute
kapal, kemana ia harus dilayarkan.
Menurut G.W.Anderson, seorang ahli navigasi dari Norwegia model navigasi
dapat digambarkan bentuk formatnya dibagi menjadi 2 loop tertutup, dimana loop
sebelah kiri menunjukkan adanya usaha mencegah resiko tubrukan dan loop sebelah
kanan menunjukkan loop untuk menentukan arah (haluan) yang benar:
2. Hal-hal yang menjadi perhatian IMO tentang instalasi ARPA di Kapal
Ketentuan selengkapnya tentang standard
ARPA yang memenuhi syarat untuk dapat dipasang dan digunakan di atas kapal
adalah sebagaimana terdapat dalam Resolusi IMO nomor A.422 (XII) antara lain:
a. Apakah ARPA dihubungkan dengan Radar secara ‘Independent’, ‘Integrated’,
atau ‘Separate’. Independent maksudnya diatas kapal terdapat satu set Radar
yang dilengkapi dengan satu ARPA, ditambah dengan satu Radar tanpa ARPA.
‘Integrated’ artinya diatas kapal terdapat satu set ARPA yang dihubungkan
dengan sebuah Radar dengan menggunakan satu ‘display-unit’ (Bila ada 2 Radar
berarti ada 2 ARPA). Sedangkan ‘Separate’ maksudnya ARPA dihubungkan dengan
Radar dengan menggunakan ‘display-unit’ yang terpisah. Ketiga model tersebut
diatas diperbolehkan, dengan ketentuan-ketentuan yang berbeda.
b. Bila ARPA dilengkapi dengan fungsi ‘acquire’ otomatis, minimal harus
dapat mendapatkan target maksimum sampai 25 target sekaligus, dan harus juga
dilengkapi dengan fungsi ‘suppression’ untuk area-area tertentu, dan bila telah
mencapai jumlah target maksimum harus dapat memberikan alarm.
c. Harus dilengkapi dengan fungsi
‘Trial Manoeuver’ dengan catatan, bila fungsi itu diaktifkan harus dapat
kembali ke posisi sesungguhnya (normal) dalam waktu yang relatif singkat (tidak
lebih dari 3 menit)
d. Harus dilengkapi dengan alarm
yang berbentuk ‘audio’ dan ‘flickering-indicator’ terutama untuk menunjukkan:
CPA, T.CPA, ‘Lost Target’, ‘Guard Ring’, ‘Maksimum Target’, dan ‘System
Failure’
e. Memperhatikan target-target dalam
wilayah ‘PAD’ (Predicted Areas of Danger) dan pada titik-titik bahaya ‘PPC’
(Potential Points of Collission)
f. Standard ketelitian ARPA dalam
memprediksi adanya bahaya tubrukan
g. Harus mampu menunjukkan data yang
sesuai dengan jelas dan rinci tentang target-taget yang diperoleh/diminta.
h. Standard kemampuan dan ketelitian
hasil baringan dan jarak serta resolusi radarnya harus cukup baik.
i. Bila haluan dan kecepatan kapal
diambil dari Gyro-compass dan ‘speed-log’ harus cukup akurat, serta harus
dilengkapi dengan masukan secara manual untuk menghindari bila Gyro-compass dan
speed-log tidak bekerja dengan baik.
j. Resolusi komputer yang digunakan harus cukup tinggi agar tidak
terjadi ‘delay’ yang lama sehingga data hasil proses ARPA adalah yang terkini.
B. PRINSIP
KERJA ARPA
1. ARPA adalah Komputer
Sebenarnya setiap orang dapat membuat
program ARPA di komputer-komputer pribadi (Personal Computer). Dengan
menggunakan program-program sederhana seperti: EXCEL, BASIC, Q-BASIC, GW-BASIC
dan sejenisnya, program ARPA dapat dibuat sesuai dengan keinginan programmer. Yang paling dasar, program suatu komputer
yang dirancang untuk ARPA akan memiliki data masukan (Input Data) seperti:
Haluan dan kecepatan kapal sendiri, Baringan dan Jarak Target, dan waktu
interval plotting. Dengan data-data tersebut kemudian diproses menjadi
data-keluaran (Output Data) seperti: CPA, T.CPA, Haluan dan kecepatan Target,
dan sebagainya. Dengan diberi perintah perintah tertentu misalnya “IF …..
THEN…….” Maka alarm dapat diaktifkan sesuai dengan kehendak pengguna program
tersebut misalnya CPA terlalu kecil, adanya ‘Lost target’, ‘Guard-Ring’, dan
sebagainya. Oleh karena
ARPA adalah komputer, para navigator harus senantiasa waspada dengan informasi
yang diberikan oleh ARPA. Kesalahan intepretasi sekecil apapun dapat
mengakibatkan bahaya yang fatal.
2. Penentuan
target yang terdeteksi
ARPA tidak mampu
membedakan jenis target yang dilukiskan oleh tampilan Radar. Ia hanya mencoba
memproses semua ‘spot’ yang tergambarkan oleh Radar, apakah itu kapal, pulau,
suar, ‘rain-cluter’ atau ‘sea-clutter’. Semua target yang tergambarkan pada
layar Radar akan diproses sama.
Pada kebanyakan ARPA, data diproses setelah ‘tertangkap’ oleh
‘cursor’ atau bila pada plotting otomatis, proses terjadi secara bertahap dari
daerah yang mendapat prioritas. Target yang ‘ditangkap’ ARPA adalah
target-target yang masuk ke dalam ‘grid’ dan mampu diproses oleh ARPA. Dalam
mencari target yang diminta, ‘Grid’ tersebut pertama akan membesar sampai batas
maximum. Bila target masuk kedalam ‘grid’, kemudian ‘grid’ akan mengecil sambil
memproses data. Tetapi apabila target terlalu kecil dan ‘grid’ mengecil sampai
minimum belum mampu diproses, maka akan terjadi ‘lost tracking’ (misalnya
terjadi target yang sangat lemah sinyalnya pada layar Radar atau target-target
yang labil dan kecil). Apabila pada saat ‘grid’ membesar sampai batas maximum
target tidak masuk kedalamnya maka terjadi pula ‘lost-tracking’.
Bila target tertangkap dan mampu diproses oleh ARPA
maka akan tergambar dengan simbol-simbol tertentu yang menunjukkan target
tersebut aman atau berbahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar