Rabu, 03 Oktober 2012

MENGENAL ARPA

Arpa adalah singkatan dari Automatic Radar Plotting Aid, atau disebut alat plotting radar secara otomatis. Program yang dikembangkan ARPA berasal dari teknit segi tiga kecil dengan rasio yang sama dan memanfaatkan arah baringan dan jarak pada tiap - tiap plotting, namun dengan interval yang relatif sangat rapat (cepat) sesuai dengan resolusi komputer yang digunakan, oleh karena itu ARPA mampu plotting sampai lebih 20 target sekaligus.

A. INSTALASI ARPA DI KAPAL. 

1.   Masalah-masalah dalam menghindari resiko tubrukan dalam navigasi
Pencegahan turbrukan antara kapal-kapal adalah masalah yang serius dalam navigasi, yang telah diketahui sejak lama. Dalam merancang pesawat ARPA, hal pertama yang menjadi focus adalah bagaimana membuat program-program yang dapat memproses suatu data masukan menjadi informasi-informasi yang berguna untuk navigator dalam menentukan sikap dalam usaha mencegah adanya tubrukan sedini mungkin dan sesederhana mungkin.
Secara garis besar, yang menjadi perhatian ada 2 hal yaitu:
a.   Bagaimana cara menghindari tubrukan, dan
b.  Bagaimana menentukan haluan atau arah yang benar berkaitan dengan rute kapal, kemana ia harus dilayarkan.
Menurut G.W.Anderson, seorang ahli navigasi dari Norwegia model navigasi dapat digambarkan bentuk formatnya dibagi menjadi 2 loop tertutup, dimana loop sebelah kiri menunjukkan adanya usaha mencegah resiko tubrukan dan loop sebelah kanan menunjukkan loop untuk menentukan arah (haluan) yang benar:
 
2.   Hal-hal yang menjadi perhatian IMO tentang instalasi ARPA di Kapal
Ketentuan selengkapnya tentang standard ARPA yang memenuhi syarat untuk dapat dipasang dan digunakan di atas kapal adalah sebagaimana terdapat dalam Resolusi IMO nomor A.422 (XII) antara lain:
a.   Apakah ARPA dihubungkan dengan Radar secara ‘Independent’, ‘Integrated’, atau ‘Separate’. Independent maksudnya diatas kapal terdapat satu set Radar yang dilengkapi dengan satu ARPA, ditambah dengan satu Radar tanpa ARPA. ‘Integrated’ artinya diatas kapal terdapat satu set ARPA yang dihubungkan dengan sebuah Radar dengan menggunakan satu ‘display-unit’ (Bila ada 2 Radar berarti ada 2 ARPA). Sedangkan ‘Separate’ maksudnya ARPA dihubungkan dengan Radar dengan menggunakan ‘display-unit’ yang terpisah. Ketiga model tersebut diatas diperbolehkan, dengan ketentuan-ketentuan yang berbeda.
b.   Bila ARPA dilengkapi dengan fungsi ‘acquire’ otomatis, minimal harus dapat mendapatkan target maksimum sampai 25 target sekaligus, dan harus juga dilengkapi dengan fungsi ‘suppression’ untuk area-area tertentu, dan bila telah mencapai jumlah target maksimum harus dapat memberikan alarm.
c.   Harus dilengkapi dengan fungsi ‘Trial Manoeuver’ dengan catatan, bila fungsi itu diaktifkan harus dapat kembali ke posisi sesungguhnya (normal) dalam waktu yang relatif singkat (tidak lebih dari 3 menit)
d.   Harus dilengkapi dengan alarm yang berbentuk ‘audio’ dan ‘flickering-indicator’ terutama untuk menunjukkan: CPA, T.CPA, ‘Lost Target’, ‘Guard Ring’, ‘Maksimum Target’, dan ‘System Failure’
e.   Memperhatikan target-target dalam wilayah ‘PAD’ (Predicted Areas of Danger) dan pada titik-titik bahaya ‘PPC’ (Potential Points of Collission)
f.     Standard ketelitian ARPA dalam memprediksi adanya bahaya tubrukan
g.   Harus mampu menunjukkan data yang sesuai dengan jelas dan rinci tentang target-taget yang diperoleh/diminta.
h.  Standard kemampuan dan ketelitian hasil baringan dan jarak serta resolusi radarnya harus cukup baik.
i.   Bila haluan dan kecepatan kapal diambil dari Gyro-compass dan ‘speed-log’ harus cukup akurat, serta harus dilengkapi dengan masukan secara manual untuk menghindari bila Gyro-compass dan speed-log tidak bekerja dengan baik.
j.   Resolusi komputer yang digunakan harus cukup tinggi agar tidak terjadi ‘delay’ yang lama sehingga data hasil proses ARPA adalah yang terkini.

B. PRINSIP KERJA ARPA 

1.   ARPA adalah Komputer 
Sebenarnya setiap orang dapat membuat program ARPA di komputer-komputer pribadi (Personal Computer). Dengan menggunakan program-program sederhana seperti: EXCEL, BASIC, Q-BASIC, GW-BASIC dan sejenisnya, program ARPA dapat dibuat sesuai dengan keinginan programmer. Yang paling dasar, program suatu komputer yang dirancang untuk ARPA akan memiliki data masukan (Input Data) seperti: Haluan dan kecepatan kapal sendiri, Baringan dan Jarak Target, dan waktu interval plotting. Dengan data-data tersebut kemudian diproses menjadi data-keluaran (Output Data) seperti: CPA, T.CPA, Haluan dan kecepatan Target, dan sebagainya. Dengan diberi perintah perintah tertentu misalnya “IF ….. THEN…….” Maka alarm dapat diaktifkan sesuai dengan kehendak pengguna program tersebut misalnya CPA terlalu kecil, adanya ‘Lost target’, ‘Guard-Ring’, dan sebagainya.  Oleh karena ARPA adalah komputer, para navigator harus senantiasa waspada dengan informasi yang diberikan oleh ARPA. Kesalahan intepretasi sekecil apapun dapat mengakibatkan bahaya yang fatal.
 
2.    Penentuan target yang terdeteksi
ARPA tidak mampu membedakan jenis target yang dilukiskan oleh tampilan Radar. Ia hanya mencoba memproses semua ‘spot’ yang tergambarkan oleh Radar, apakah itu kapal, pulau, suar, ‘rain-cluter’ atau ‘sea-clutter’. Semua target yang tergambarkan pada layar Radar akan diproses sama.
Pada kebanyakan ARPA, data diproses setelah ‘tertangkap’ oleh ‘cursor’ atau bila pada plotting otomatis, proses terjadi secara bertahap dari daerah yang mendapat prioritas. Target yang ‘ditangkap’ ARPA adalah target-target yang masuk ke dalam ‘grid’ dan mampu diproses oleh ARPA. Dalam mencari target yang diminta, ‘Grid’ tersebut pertama akan membesar sampai batas maximum. Bila target masuk kedalam ‘grid’, kemudian ‘grid’ akan mengecil sambil memproses data. Tetapi apabila target terlalu kecil dan ‘grid’ mengecil sampai minimum belum mampu diproses, maka akan terjadi ‘lost tracking’ (misalnya terjadi target yang sangat lemah sinyalnya pada layar Radar atau target-target yang labil dan kecil). Apabila pada saat ‘grid’ membesar sampai batas maximum target tidak masuk kedalamnya maka terjadi pula ‘lost-tracking’.
Bila target tertangkap dan mampu diproses oleh ARPA maka akan tergambar dengan simbol-simbol tertentu yang menunjukkan target tersebut aman atau berbahaya